Air dan sanitasi merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling bergantung satu dengan lainnya.
Masyarakat perkotaan umumnya sudah terbiasa melihat, bahkan menikmati
berbagai fasilitas penunjang sanitasi, mulai dari sarana cuci tangan
hingga buang air besar.
Sanitasi sangat terkait erat dengan kesehatan. Kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan, misalnya, sangat berperan penting dalam upaya menjaga
kesehatan.
Namun, banyak orang sering tidak peka sarana cuci tangan seperti air,
sabun, dan fasilitas lainnya. Bahkan, banyak masyarakat desa di
Indonesia menganggap hal tersebut sebagai kemewahan.
Air dan sanitasi merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling bergantung satu dengan lainnya.
Secara umum, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan, sanitasi
adalah tersedianya fasilitas yang baik dan aman bagi kotoran manusia,
urin dan feses.
Di Indonesia, ketersediaan fasilitas dan pelayanan sanitasi masih
merupakan sebuah masalah besar. Kurangnya fasilitas ini berimplikasi
besar terhadap kesehatan masyarakat.
Fasilitas yang buruk dan kurangnya pengetahuan akan sanitasi yang baik
menjadikan penyakit seperti diare berdampak serius, bahkan kematian.
Hasil survei morbiditas yang dilakukan Subdit Diare, Kementerian
Kesehatan selama 2000-2010 terlihat kecenderungan insidens naik.
Pada 2000, rasio insiden penyakit diare hanya 301 per 1.000 penduduk,
kemudiang meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk pada 2003 dan menjadi
411 per 1.000 penduduk pada 2010.
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi. Pada 2008
terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8.133 orang, kematian
239 orang, sedangkan 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan
jumlah penderita 4204 dan kematian 73 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar